Jumat, 29 Oktober 2010

Prestasi dalam kelompok belajar

TUGAS PSIKOLOGI KELOMPOK

MAKALAH PRESTASI BELAJAR DALAM KELOMPOK


3PA05



NAMA KELOMPOK


MIA PUTRI WULANDINI 10508137

MIKHAEL ANGELO STEVANO 10508140

PUTRI KUMALA DEWI 10508176

TANTI NURINDAHSARI 10508222

YUSLIAH ASANI 10508248




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................3

BAB 1...................................................................................4

LATAR BELAKANG............................................................4

BAB 2....................................................................................5

PEMBAHASAN.....................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.............................................................7


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna baik dalam penulisan maupun pembuatan program, karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian diharapkan agar tugas makalah ini dapat bermanfaat.

Oleh karena itu kami sangat menghargai kritik maupun saran yang berguna bagi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.

Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”.

Prestasi yang diraih bukan semata-mata hanya dapat dicapai pada setiap individu saja, tetapi dapat juga diraih atau dicapai oleh para kelompok yang biasa dinamakan prestasi dalam kelompok, contohnya : prestasi kelompok dalam belajar, prestasi kelompok dalam olahraga, dll.

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.

Didalam prestasi belajar memiliki beberapa faktor untuk mencapai atau meraih prestasi tersebut bahwa pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor yang berasal dari luar diri individu. Kedua faktor ini akan saling mendukung dan saling berinteraksi sehingga membuahkan sebuah hasil belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam jurnal ini, kami menarik kesimpulan bahwa prestasi belajar di dalam dan di luar negeri itu memiliki banyak perbedaan. Proses belajar di dalam negeri, prestasi belajar dilihat melalui perbandingan antar satu kelompok dengan kelompok yang lain namun dalam satu wilayah, sedangkan proses belajar di luar negeri, prestasi belajar dilihat melalui perbandingan kelompok antar wilayah. Proses belajar di luar negeri, prestasi siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor lingkungan, orang tua dan ekonomi, sedangkan di dalam negeri prestasi siswa ditentukan dengan menggunakan metode latihan. Dimana setiap siswa, sebelumnya telah diberikan test terlebih dahulu untuk menentukan metode apa yang baik digunakan untuk menentukan prestasi belajar mereka. Adapun metodenya yaitu Metode Latihan dan Metode Ceramah. Dan yang paling menentukan prsetasi belajar siswa di dalam negeri adalah dengan menggunakan Metode Latihan. Di luar negeri, faktor budaya juga dianggap berperan penting dalam menentukan prestasi belajar siswa. Bisa di lihat dari contohnya, antara imigran Asia dengan imigran Hispanik. Imigran Asia lebih berkompeten dibanding imigran Hispanik karena Imigran asia lebih didorong oleh kebutuhan sosial- ekonomi dan faktor akulturasi orang tua. Di luar negeri juga menekankan pengalaman awal sekolah sangat penting dalam mempengaruhi masa depan sekolah. Anak usia dini imigran adalah sensitif dipengaruhi berbagai faktor yang terjadi di masyarakat, individu, keluarga dan konteks sosial. Untuk memahami prestasi sekolah anak-anak muda imigran, maka perlu untuk mengidenfikasi prediktor ganda dan indikator yang mungkin mempengaruhi prestasi sekolah mereka. Untuk memahami adaptasi kelompok etnis, terdapat empat jenis akulturasi dan pelestarian etnis - sejauh mana orang menguasai budaya lokal dan / atau tetap dalam budaya etnis. Kekuatan dari ikatan dengan budaya asal dan dengan hasil budaya dominan dalam empat kelompok: 1) Dwibudaya - mampu berfungsi sebagai kompeten dalam budaya yang dominan seperti pada mereka sendiri sambil berpegangan pada manifestasi budaya mereka sendiri; 2) Tradisional - berpegang pada mayoritas sifat budaya dari budaya asal dan menolak banyak ciri dari budaya dominan; 3) terakulturasi - memiliki ciri-ciri yang paling menyerah budaya dari budaya asal dan ciri-ciri diasumsikan budaya dominan; dan 4) Marjinal - tidak sama sekali kemudahan dalam budaya asal atau minimal menjadi bagian dari budaya yang dominan. Di dalam negeri, konformitas kelompok sebaya pada remaja bisa berpengaruh pada motivasi berprestasi, adapun pengaruhnya seperti bila remaja yang konform terhadap kelompok sebaya yang senang belajar, maka remaja akan terpengaruh untuk senang belajar juga sama dengan kelompoknya dan dapat memotivasi remaja untuk berprestasi.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.accessmylibrary.com/article-1G1-197989597/predictors-immigrant-children-school.html

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel_10505007.pdf

http://guruvalah.20m.com/perbedaan_prestasi.pdf

http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/

Rabu, 06 Oktober 2010

Basket SMA YPI 45 Bekasi

Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yg berkerjasama antara dua orang atau lebih yang disusun dalam kelompok-kelompok, untuk mencapai tujuan bersama.

Di dalam kumpulan itu, juga mencakup kegiatan yang sama-sama mempunyai visi dan misi yang sama, Adanya kerja sama, dan adanya keterikatan tata tertib yang harus ditaati.

Basket adalah suatu cabang olahraga yang terdiri dari sedikitnya 5 orang di dalam satu tim tersebut. Memiliki satu tujuan yang sama, adanya kerjasama yang bagus, harus kompak dalam suatu pertandingan. Semua itu untuk satu tujuan, yaitu kemenangan dalam bertanding.

Basket SMA YPI 45 Bekasi, sangat terkenal dengan Tim Basketnya. Sering meraih juara dalam setiap kejuaraan di Bekasi. Mereka sangat gigih dan sangat kompak ketika berada di dalam lapangan. “KEBERSAMAAN” itulah motto mereka. Tidak ada senoritas diantara satu sama lain, semua sama.

Pihak sekolah pun sangat mendukung siswa-siswi yang ikut tergabung dalam ekstrakulikuler ini. Kepala sekolah dan guru-guru lainnya sering menonton langsung ketika murid-murid nya sedang bertanding. Itulah salah satu factor yang membuat Tim Basket YPI 45 semangat. Pihak sekolah sangat mendukung sekali ketika Tim Basket tersebut meminta persetujuan untuk mengadakan pertandingan antar SMP dan SMA di Sekolah.

Bekat kerjasama dan kekompakan Tim Basket, SMA YPI 45 sampai saat ini sudah mengadakan YPI CUP BASKET BALL IV, dan sekarang pun kegiatan ini sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya.Tidak hanya dilapangan saja mereka kompak, tetapi di luar sekolah pun mereka saling akrab satu sama lain, Putra dan Putri Tim Basket SMA YPI 45.

Banyak dari mereka yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke universitas karena prestasi yang telah diraih.

Sampai saat ini pun Tim Basket SMA YPI 45 selalu di ingat dan di ketahui di daerah Bekasi dan sekitarnya, walaupun sudah jarang menjuarai di setiap kesempatan dalam kejuaraan, tetapi mereka masih punya satu tekad untuk membangkitkan lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Terima kasih,

Jumat, 04 Juni 2010

Pertanda disleksia pada anak usia sekolah dasar.

Kesulitan dalam berbicara :

  • Salah pelafalan kata-kata yang panjang
  • Bicara tidak lancar
  • Menggunakan kata-kata yang tidak tepat dalam berkomunikasi

Kesulitan dalam membaca:

  • Sangat lambat kemajuannya dalam ketrampilan membaca
  • Sulit menguasai / membaca kata-kata baru
  • Kesulitan melafalkan kata-kata yang baru dikenal
  • Kesulitan membaca kata-kata ”kecil” seperti: di, pada, ke
  • Kesulitan dalam mengerjakan tes pilihan ganda
  • Kesulitan menyelesaikan tes dalam waktu yang ditentukan
  • Kesulitan mengeja
  • Membaca sangat lambat dan melelahkan
  • Tulisan tangan berantakan
  • Sulit mempelajari bahasa asing (sebagai bahasa kedua)
  • Riwayat adanya disleksia pada anggota keluarga lain.
Sumber :

(Shaywitz. S. Overcoming dyslexia. Ney York: Alfred A Knopf, 2003:12-124)

Kapan deteksi dini autisme pada anak ?

Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia 3 tahun , secara umum gejala paling jelas terlihat antara umur 2 – 5 tahun. Pada beberapa kasus aneh gejala terlihat pada masa sekolah.

Berdasarkan penelitian lebih banyak didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Beberapa tes untuk mendeteksi dini kecurigaan autisme hanya dapat dilakukan pada bayi berumur 18 bulan ke atas.

Mengenal Autisme

Banyak sekali definisi yang beredar tentang apa itu Autisme. Tetapi secara garis besar, Autisme, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autisme Infantil.

Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri : berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.

Tetapi ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autisme pada penderita Schizophrenia dan penyandang autisme infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang autisme infantil terdapat kegagalan perkembangan.

Gejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang Ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.

Jenis Phobia

Dibawah ini adalah Jenis-jenis phobia, diantaranya :


1. Ablutophobia = takut mandi
2. Anthrophobia = takut dengan bunga
3. Arithmophobia = takut melihat angka
4. Bibliophobia = takut membaca buku
5. Bromidrosiphobia = pusing mencium bau badan
6. Caligynephobia = tidak pede bertemu wanita cantik
7. Catoptrophobia = takut melihat bayangan di cermin
8. Chrometophobia = takut punya uang
9. Chaetophobia = ngeri dengan rambut
10. Chronomentrophobia = takut dengan jam
11. Cibophobia = takut dengan makanan
12. Geliophobia = seram mendengar tertawa
13. Graphophobia = takut melihat tulisan
14. heliophobia = takut matahari
15. Lachanophobia = takut makan sayuran
16. Melophobia = Takut mendengar musik
17. Ommetaphobia = takut melihat mata
18. apyrophobia = takut dengan kertas
19. Peladophobia = takut melihat orang botak
20. Pluviophobia = takut dengan hujan
21. Pogonophobia = takut dengan jenggot
22. Scolionophobia = takut pergi ke sekolah
23. Soceraphobia - takut dengan mertua
24. Triskadekaphobia = takut dengan angka 13
25. Vestiphobia = tidak mau pakai baju

Phobia Sekolah Pada Anak

Istilah "phobia" berasal dari kata "phobi" yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.


Phobia dapat dikelompokan secara garis besar dalam tiga bagian, yaitu :

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.

Sumber :