Jumat, 04 Juni 2010

Pertanda disleksia pada anak usia sekolah dasar.

Kesulitan dalam berbicara :

  • Salah pelafalan kata-kata yang panjang
  • Bicara tidak lancar
  • Menggunakan kata-kata yang tidak tepat dalam berkomunikasi

Kesulitan dalam membaca:

  • Sangat lambat kemajuannya dalam ketrampilan membaca
  • Sulit menguasai / membaca kata-kata baru
  • Kesulitan melafalkan kata-kata yang baru dikenal
  • Kesulitan membaca kata-kata ”kecil” seperti: di, pada, ke
  • Kesulitan dalam mengerjakan tes pilihan ganda
  • Kesulitan menyelesaikan tes dalam waktu yang ditentukan
  • Kesulitan mengeja
  • Membaca sangat lambat dan melelahkan
  • Tulisan tangan berantakan
  • Sulit mempelajari bahasa asing (sebagai bahasa kedua)
  • Riwayat adanya disleksia pada anggota keluarga lain.
Sumber :

(Shaywitz. S. Overcoming dyslexia. Ney York: Alfred A Knopf, 2003:12-124)

Kapan deteksi dini autisme pada anak ?

Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia 3 tahun , secara umum gejala paling jelas terlihat antara umur 2 – 5 tahun. Pada beberapa kasus aneh gejala terlihat pada masa sekolah.

Berdasarkan penelitian lebih banyak didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Beberapa tes untuk mendeteksi dini kecurigaan autisme hanya dapat dilakukan pada bayi berumur 18 bulan ke atas.

Mengenal Autisme

Banyak sekali definisi yang beredar tentang apa itu Autisme. Tetapi secara garis besar, Autisme, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autisme Infantil.

Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri : berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.

Tetapi ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autisme pada penderita Schizophrenia dan penyandang autisme infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang autisme infantil terdapat kegagalan perkembangan.

Gejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang Ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.

Jenis Phobia

Dibawah ini adalah Jenis-jenis phobia, diantaranya :


1. Ablutophobia = takut mandi
2. Anthrophobia = takut dengan bunga
3. Arithmophobia = takut melihat angka
4. Bibliophobia = takut membaca buku
5. Bromidrosiphobia = pusing mencium bau badan
6. Caligynephobia = tidak pede bertemu wanita cantik
7. Catoptrophobia = takut melihat bayangan di cermin
8. Chrometophobia = takut punya uang
9. Chaetophobia = ngeri dengan rambut
10. Chronomentrophobia = takut dengan jam
11. Cibophobia = takut dengan makanan
12. Geliophobia = seram mendengar tertawa
13. Graphophobia = takut melihat tulisan
14. heliophobia = takut matahari
15. Lachanophobia = takut makan sayuran
16. Melophobia = Takut mendengar musik
17. Ommetaphobia = takut melihat mata
18. apyrophobia = takut dengan kertas
19. Peladophobia = takut melihat orang botak
20. Pluviophobia = takut dengan hujan
21. Pogonophobia = takut dengan jenggot
22. Scolionophobia = takut pergi ke sekolah
23. Soceraphobia - takut dengan mertua
24. Triskadekaphobia = takut dengan angka 13
25. Vestiphobia = tidak mau pakai baju

Phobia Sekolah Pada Anak

Istilah "phobia" berasal dari kata "phobi" yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.


Phobia dapat dikelompokan secara garis besar dalam tiga bagian, yaitu :

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.

Sumber :

Gangguan Panik

Istilah “panik” berasal dari kata Pan, dewa Yunani yang setengah hantu, tinggal dipegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit diduga. Di tahun 1895 deskripsi gangguan panik pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam kasus agorafobia. Serangan panik merupakan ketakutan akan timbulnya serangan serta diyakini akan segera terjadi. Individu yang mengalami serangan panik berusaha untuk melarikan diri dari keadaan yang tidak pernah diprediksi.

Gangguan panik adalah ditandai dengan terjadinya serangan panik yang spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relative singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Frekuensi pasien dengan gangguan panik mengalami serangan panik adalah bervariasi dari serangan multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama setahun. Di Amerika Serikat, sebagian besar peneliti dibidang gangguan panik percaya bahwa agoraphobia hampir selalu berkembang sebagai suatu komplikasi pada pasien yang memiliki gangguan panik.

Sumber :

http://cetrione.blogspot.com/2008/07/gangguan-panik.html

HUBUNGAN AUTISME DAN ALERGI

Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi social.

Autism hingga saat ini masih belum jelas penyebabnya. Dari berbagai penelitian klinis hingga saat ini masih belum terungkap dengan pasti penyebab autisme. Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa Autisme adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh muktifaktorial dengan banyak ditemukan kelainan pada tubuh penderita. Beberapa ahli menyebutkan autisme disebabkan karena terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Terdapat juga pendapat seorang ahli bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autisme.

Tetapi beberapa penelitian menunjukkan keluhan autism dipengaruhi dan diperberat oleh banyak hal, salah satunya karena manifestasi alergi. Renzoni A dkk tahun 1995 melaporkan autism berkaitan erat dengan alergi. Menage P tahun 1992 mengemukakan bahwa didapatkan kaitan IgE dengan penderita Autism Obanion dkk 1987 melaporkan setelah melakukan eliminasi makanan beberapa gejala autisme tampak membaik secara bermakna. Hal ini dapat juga dibuktikan dalam beberapa penelitian yang menunjukkan adanya perbaikan gejala pada anak autism yang menderita alergi, setelah dilakukan penanganan elimnasi diet alergi. Beberapa laporan lain mengatakan bahwa gejala autism semakin buruk bila manifestasi alergi itu timbul.

Sumber :

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/anak-khusus-28/

Toilet Training Untuk Anak Cacat

Anak-anak dengan cacat fisik mungkin juga mempunyai masalah dengan potty training yang sering melibatkan belajar untuk bisa masuk ke toilet, dan berganti pakaian. Sebuah kursi toilet khusus dan penyesuaian lainnya mungkin perlu dibuat untuk anak-anak ini.

Hal-hal yang harus dihindari bila toilet training anak Anda, dan membantu mencegah resistensi, mulai stres selama periode waktu atau perubahan dalam keluarga (bergerak, bayi baru, dll), mendorong anak Anda terlalu cepat, dan menghukum kesalahan. Sebaliknya, Anda harus memperlakukan kecelakaan dan kesalahan ringan. Pastikan untuk pergi pada anak Anda menunjukkan kecepatan dan dorongan yang kuat dan pujian ketika dia berhasil.

Karena tanda-tanda penting kesiapan dan motivator untuk mulai melibatkan potty training menjadi tidak nyaman dalam popok yang kotor, jika anak Anda tidak terganggu oleh popok kotor atau basah, maka Anda mungkin perlu mengubah dia ke pakaian biasa atau pelatihan celana pada siang hari pelatihan. Anak-anak lain dapat terus memakai popok atau pull up jika mereka terganggu, dan Anda tahu ketika mereka kotor.

Sumber :

http://www.scumdoctor.com/Indonesian/parenting/potty-training/Toilet-Training-For-Disabled-Children.html

Dampak Encopresis

Encopresis dapat menyebabkan baik fisik dan emosional. tinja dampak (kumulatif) dalam usus dapat menyebabkan sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Beberapa anak-anak mengembangkan infeksi kandung kemih. Ada masalah kesehatan lainnya yang dapat menyebabkan sembelit kronis, di antaranya termasuk diabetes, penyakit Hirschsprung dan penyakit radang usus.

Anak-anak dengan encopresis pasti bisa merasa emosional marah oleh "kecelakaan" mereka saat mereka tanah pakaian mereka. Mereka biasanya tidak memiliki kontrol kebocoran ini kotoran. Hal ini dapat mempengaruhi harga diri Anda dan interaksi dengan orang lain. Mereka mungkin menghindari pergi ke sekolah, bermain dengan teman-teman atau menghabiskan malam jauh dari rumah. Orangtua dapat merasa bersalah, malu, marah atau jijik oleh masalah. Anak akan sering sadar akan perasaan orang tua mereka dan ini bahkan lebih emosional terpengaruh.

Siapa saja sih yang mengalami Encopresis ??

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sekitar 1,5 persen anak usia SD mengalamiencopresis. Lebih rinci lagi, 2 persen dari jumlah tersebut adalah anak laki-laki usia 8 tahun. Sementara anak perempuan usia 8 tahun yang mengalami encopresis hanya 0,7 persen. Masih menurut survei, anak laki-laki lebih sering mengalami encopresis sekitar 3 kali lipat dibandingkan anak perempuan. Kenapa begitu? Selidik punya selidik ternyata anak perempuan memang lebih cepat menerapkan toilet training dibandingkan anak laki-laki.

Yang perlu diketahui juga, kejadian encopresis tak berkaitan sama sekali dengan faktor genetik, status sosial, atau status ekonomi. Jadi, siapa pun bisa mengalaminya. Pada beberapa kasus, encopresis dialami oleh anak yang hiperaktif dan ADHD.

Menurut Rini, ada 2 klasifikasi mengapa anak mengalami encopresis. Pertama, anak belum pernah dilatih toilet training. Jadi, otomatis dia selalu BAB di celana. Kedua, anak pernah dilatih toilet training dan bisa menerapkannya. Namun, karena kondisi tertentu si anak kemudian tak bisa mengendalikan buang air lagi sehingga terjadilah encopresis.

Rini menambahkan, anak yang mengalami encopresis di usia sekolah bukan berarti dia mengalami kemunduran atau regresi. Untuk melihat apakah ada sesuatu yang serius tentunya harus memperhatikan seluruh aspek perkembangan si anak. "Apakah perkembangan bahasa, motorik, dan kognitifnya juga ikut mengalami regresi atau tidak."

Sumber :

http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/panduan06270-02.htm

Penyebab Encopresis

Banyak sekali penyebab anak menjadi Encopresis, yaitu, Anak mengalami beban pikiran yang tak terselesaikan. Entah itu masalah di sekolah atau di rumah.

Anak yang kurang melakukan aktivitas fisik berisiko mengalami encopresis. Sebaiknya di usia sekolah, dimana anak tengah bersemangat melakukan eksplorasi, ia diberi berbagai kegiatan. Tujuannya selain untuk mengantisipasi terjadinya encopresis, juga demi mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.

Ada juga beberapa anak yang selalu menahan BAB. Alasannya beragam. Misalnya, anak terlalu asyik melakukan suatu kegiatan sehingga enggan pergi ke toilet. Namun karena rangsangan untuk BAB begitu kuat dan tak bisa ditahan lagi, akhirnya terjadilah encopresis.

Sebagian anak menahan BAB karena tak terbiasa menggunakan sarana umum, terutama toilet yang kurang bersih. Misalnya, kamar mandi di sekolah yang ternyata bau dan kotor yang bertolak belakang dengan toilet di rumah yang terjaga kebersihannya. Akhirnya dia memilih menahan BAB ketimbang harus memakai toilet sekolah. Saat si anak tak kuat lagi menahan, terjadilah encopresis. Syukur-syukur kalau ia berterus terang BAB di celana, karena biasanya mereka akan diam seribu basa. Baru ketahuan orang lain setelah tercium aromanya yang tak sedap.

Encopresis juga bisa dipicu oleh asupan makanan yang kurang baik yang menyebabkan gangguan di saluran pencernaan. Misalnya sering menyantap makanan berlemak tinggi, berkadar gula tinggi atau junk food. Minuman yang mengandung banyak gula dan soda juga bisa mencetuskan terjadinya encopresis.

Selain itu, Encopresis juga bisa terjadi karena efek obat-obatan yang bisa menyebabkan terhambatnya pengeluaran kotoran. Misalnya, obat batuk yang mengandung zat seperticodein. Encopresis terjadi karena obat tersebut tak cocok atau dipakai dalam jangka panjang.

Pengajaran atau pelatihan buang air (toilet training) yang dilakukan dengan memaksa anak, cepat atau lambat akan menjadi tidak efektif. Begitu pula kalau misalnya anak yang BAB di celana lantas dimarahi orang tua.

Sumber :

http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/panduan06270-02.htm

Definisi Encopresis

Encopresis adalah buang air besar tiba-tiba yang bukan disebabkan oleh penyakit atau kelainan fisik.

encopresis, yaitu ketidakmampuan untuk mengendalikan atau menahan BAB tanpa ditemukannya kelainan atau penyakit. Kebanyakan gejala ini memang dialami oleh anak usia SD.

Dalam encopresis terjadi terutama pada malam hari hanya pada siang hari dan hanya diamati sangat jarang. Pada orang dewasa, encopresis terjadi praktis tidak terjadi. Kerugian bangku yang sering dikaitkan dengan kronis sembelit dan keras tinja yang sangat.

Encopresis adalah masalah yang anak-anak bisa berkembang karena sembelit kronis (berkepanjangan). Dengan sembelit, buang air besar anak-anak memiliki lebih sedikit dari biasanya, dan kotoran yang dapat keras, kering dan sulit. Setelah anak menjadi sembelit, lingkaran setan dapat berkembang. Anak mungkin menghindari memakai kamar mandi untuk menghindari ketidaknyamanan.

Kamis, 03 Juni 2010

Cara Mencegah Gangguan Enuresis

Terdapat beberapa upaya untuk mengurangi dan menghentikan anak yang masih ngompol diatas umur lima tahun, diantaranya melalui terapi non farmakologik dan terapi farmakologik.

Untuk terapi non farmakologik adalah terapi tanpa obat. Beberapa contoh upayanya adalah melalui latihan menahan miksi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kandung kemih. ”Jangan lupa untuk beri anak anda motivasi, seperti pujian dan tolong jangan malah dimarahi,” himbau Prof. Sjaifullah saat memberikan seminar awam.

Seringkali orang tua malah memarahi anaknya yang tetap ngompol, padahal menurut Prof. Sjaifullah, hal tersebut malah akan memberikan tekanan kepada anak-anak. Sehingga lebih baik para orang tua mendukung dan memotivasi mereka untuk dapat berhenti ngompol. Beri pujian saat anak berhasi bebas ngompol, beri lampu penerangan yang cukup untuk jalan menuju kamar mandi, sehingga anak tidak takut pergi ke kamar mandi sendiri di malam hari.

Selain itu dapat mengurangi minum di malam hari, atau biasakan kencing sebelum tidur. Salah satu cara yang tidak terlalu umum adalah menggunakan pampers yang memiliki alarm.

Cara lain yang ditempuh apabila cara non obat tersebut tidak juga berhasil adalah dengan menggunakan obat seperti Anti depressan, ADH, atau melalui akupuntur, hipnosis dan lain sebagainya. ”Diharapkan orang tua tidak menggunakan obat untuk menghentikan kebiasaan ngompol,” jelas Prof. Sjaifullah. Ia menjelaskan bahwa hal tersebut dapat menjadikan anak ketergantungan terhadap konsumsi obat.

Alasan terpenting untuk mengobati anak dengan enuresis adalah untuk memperbaiki hilangnya kepercayaan diri dan masalah-masalah psikologik sekunder atau masalah-masalah perilaku yang berkembang akibat enuresis.5 Pencegahan enuresis hampir sama dengan terapi perilaku yang diberikan pada anak dengan diuresis. Anak harus dibiasakan untuk buang air kecil di toilet setiap pagi hari dan didorong agar tidak terbiasa menahan kencing. Kondisi-kondisi yang membuat anak tidak nyaman untuk menggunakan toilet sedapat mungkin dihindari. Karena konstipasi dapat menjadi faktor predisposisi enuresis, pencegahannya juga dapat mencegah terjadinya enuresis. Dengan demikian, anak juga harus dibiasakan untuk buang air besar setelah makan pagi, diet kaya serat, dan tidak terbiasa menahan buang air besar. Anak harus mengurangi minum setelah makan malam sehingga anak harus dibebaskan minum pada pagi dan awal siang hari.

Sumber :

http://www.surabaya-ehealth.org/dkksurabaya/berita/cegah-enuresis-pada-anak

http://imsj.globalkrching.com/enuresis/

Dampak enuresis

Anak yang mengalami enuresis sebenarnya tidak tahu mengapa dirinya ngompol. Jadi, biasanya dia akan malu bahkan merasa bersalah gara-gara tidak bisa buang air di tempat yang semestinya. Apalagi jika orang tua atau teman-teman meledek dan mengejeknya. Ia akan lebih malu dan ujung-ujungnya merasa sedih karena tidak mampu menahan pipisnya maupun menutupi "aib" yang menimpanya.

Oleh karena sering mengompol, anak akan menilai dirinya nakal. Mengapa bisa berdampak sampai ke situ? "Dalam diri anak, bukan masalah dirinya berguna atau tidak berguna, tetapi apakah dia sebagai anak bandel atau baik," kata Aya.

Jika peristiwa ngompol berlanjut hingga anak beranjak remaja dan dewasa, kemungkinan hal itu disebabkan gangguan medis. Bukankah seiring pertambahan usia seseorang, seharusnya dia juga bisa mengontrol dan mengatur suasana hatinya sehingga tidak tegang, cemas atau takut yang berlarut-larut. Dia pun semestinya sudah bisa mencari solusi dari kemelut yang dihadapinya.

Juga, apabila ketegangan emosi yang dialaminya tidak teratasi sampai anak dewasa, maka masalah yang dihadapinya akan lebih berat. Sedikit saja dia mengalami ketegangan sudah pasti akan ngompol.

Dampak lebih lanjut, anak akan menjalani hari-harinya dalam kondisi tegang, tidak percaya diri dan memunculkan konsep diri negatif dalam dirinya. "Dia akan mempersepsikan diri sebagai orang yang patut ditertawai karena sering ngompol," begitu Aya mencontohkan.

Karena selalu merasa tegang, maka dia juga akan mengalami masalah ketika bersosialisasi. Dia menjadi anak yang sulit bergaul, pendiam dan berusaha menutupi "kekurangannya" semata-mata karena takut diledek atau dicemooh.

Sumber:

http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/panduan05257-02.htm

Penyebab Enuresis

Penyebab enuresis bermacam-macam. Menurut Pengajar di Unika Atma Jaya, Jakarta ini yang pasti sumber masalahnya terdapat dalam lingkungan kehidupan sosial anak, bisa dalam keluarga, di sekolah atau lainnya. Di lingkungan keluarga bisa karena kakek-nenek, orang tua, kakak atau adik. Misalnya karena sering ditinggal orang tuanya, selalu mendapat tekanan dari orang tua, atau merasa diperlakukan tidak adil dan berbeda dibandingkan perlakuan orang tua terhadap kakak atau adiknya.

Masalah di lingkungan sekolah bisa berkaitan dengan guru atau teman. Misalnya takut ke sekolah karena materi pelajaran yang dinilainya terlalu memberatkan, takut mendapat nilai jelek, atau takut dimarahi guru. Bisa juga karena bermasalah dengan teman-temannya, seperti selalu berselisih atau bermusuhan sehingga menjadi sangat tegang hingga akhirnya ngompol.

Sumber :

http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/panduan05257-02.htm

A. Pengertian Enuresis

Enuresis adalah ngompol atau keluarnya air seni tanpa terkendali yang terjadi saat keadaan tidur maupun terjaga. Sementara si anak juga tak mengalami masalah atau riwayat apa pun berkaitan dengan kesehatan fisiknya, entah itu diabetes, infeksi saluran kandungan kemih atau efek dari obat-obatan tertentu.

Enuresis telah dikenal sejak tahun 1550 sebelum Masehi, sebagai suatu keadaan yang mengganggu anak dan memerlukan pengobatan. Hal ini dikemukakan pertama kalinya oleh Ebers (Bakwin dan Bakwin, 1972; HcKendry dan Stewart, 1974). Di kalangan masyarakat primitif, kekuatan supernatural dianggap sebagai penyebabnya, sehingga pengobatan yang diberikan kepada anak dengan enuresis jugs bersifat magis.

Berbagai penelitian mengenai enuresis menunjukkan variasi pada angka kejadian dan penatalaksanaannya. Adapun penyebabnya ialah karena definisi, kriteria dan konsep etiologis untuk masing-masing peneliti berlainan (deJonge, 1973).

Definisi enuresis adalah pengeluaran urin yang tidak disadari oleh seorang anak yang dianggap telah dapat mengendalikan isi kandung kemihnya. Dari berbagai kepustakaan, umur saat anak dianggap mampu mengendalikan pengeluaran isi kandung kemihnya ini bervariasi, namun sebagian besar peneliti menyebutkan umur di atas 5 tahun (HcKendry dan Stewart, 1974; Cohen, 1975; Gauthier dkk.1982).

Enuresis pada dasarnya juga tidak berkaitan dengan gagalnya toilet training ketika si anak masih kecil. Lebih jelasnya, "Anak yang sebelumnya sudah tidak ngompol tapi kemudian malah sering ngompol lagi, itulah yang disebut mengalami enuresis.

Sumber :

http://www.garuda.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:20611/q/pengarang:SUWARTI%20/offset/0/limit/15

Gangguan Eliminasi pada Anak

gangguan eliminasi itu? yang dsebut gangguan eliminasi yaitu anak-anak yang bermasalah dengan pola pengeluaran feses atau urin ditempat abnormal (tempat yang tidak seharusnya).

Jenis Gangguan eliminasi ada 2, yaitu :

1. Enuresis

Enuresis adalah ngompol atau keluarnya air seni tanpa terkendali yang terjadi saat keadaan tidur maupun terjaga. Sementara si anak juga tak mengalami masalah atau riwayat apa pun berkaitan dengan kesehatan fisiknya, entah itu diabetes, infeksi saluran kandungan kemih atau efek dari obat-obatan tertentu.

2. encopresis

encopresis, yaitu ketidakmampuan untuk mengendalikan atau menahan BAB tanpa ditemukannya kelainan atau penyakit. Kebanyakan gejala ini memang dialami oleh anak usia SD.

Sumber :

http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/panduan05257-02.htm

http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/panduan06270-02.htm

Rabu, 02 Juni 2010

24 wajah billy

· Billy, pribadi inti yang rapuh.

· Arthur sang pemimpin, pria inggris yang selalu irasioanal,

· Ragen, yang akan muncul jika billy dalam keadaan berbahaya.

· Allen, yang manipulatif dan pandai bicara.

· Tommy, ahli dari melepaskan diri Dari ikatan apapun.

· David, anak laki-laki berusia 8 tahun penaggung rasa nyeri.

· April, wanita dengan satu ambisi yang membunuh ayah tiri billy,

· Andalana, wanita lesbian yang pemalu dan haus akan cinta.

· Philip, sipenjahat brutal.

· Christene, gadis kecil berusia 4 tahun.

William Stanley Milligan baru berusia 4 tahun saat ia, untuk pertama kalinya, "menciptakan" sosok Christene, gadis kecil berusia 3 tahun yang menjadi teman bermain Kathy, adik Billy, nama panggilan William. Berawal dari rasa sepinya akibat tidak punya teman bermain di rumah Jim, kakak lelakinya tak suka bermain dengannya, sedangkan Kathy masih terlalu kecil, maka ia menciptakan tokoh Christene. Selanjutnya, seiring peristiwa-peristiwa menyakitkan dalam hidupnya, tokoh-tokoh yang lain mulai hadir, Sampai Billy dewasa. Total kepribadian billy diketahui mempunyai 24 kepribadian, kepribadian ini secara bergantian memasuki kepribadian billy. awalnya semua kepribadian billy diatur oleh pribadi Arthur yang menentukan siapa-siapa saja yang akan muncul. Terkadang terjadi kekacauan, dimana pribadi-pribadi tersebut muncul diluar kendali Arthur dan mengacau kehidupan billy.

Di usia 23 tahun, Billy menghebohkan masyarakat Negara Bagian Ohio dengan terungkapnya kasus kriminal yang tak lazim. Tertangkap sebagai tersangka pemerkosa di sekitar kampus Ohio State University. Apalagi pribadi Billy yang dikatakan sebagai pemerkosa digambarkan sebagai Adalana (seorang lesbian kesepian). tim pembelanya menemukan fakta mengejutkan: Billy adalah sosok berkepribadian majemuk. Ia tak memiliki kontrol atas perbuatan ‘orang-orang’ di dalam dirinya. Terungkap kemudian bahwa Billy memiliki 24 kepribadian. Semula tak ada yang menyadari kelainan yang diderita Billy. Hingga suatu hari di bulan Oktober 1977 ia ditangkap dan ditahan polisi dengan tuduhan perampokan dan perkosaan. Inilah awal terkuaknya kepribadian majemuk Billy Milligan melalui pemeriksaan psikologis oleh psikolog Dorothy Turner.

Berikutnya adalah kisah perjalanan hidup Billy Milligan yang penuh kesakitan. Berkali-kali ia mesti ke luar masuk penjara dan rumah sakit jiwa akibat perbuatan yang dilakukan di luar kesadarannya. Pemberitaan pers dan cercaan masyarakat yang menuduhnya bersandiwara, menambah berat penderitaannya. Beruntung masih ada orang-orang baik yang bersedia membantunya untuk sembuh. Mereka adalah Dorothy (ibu kandungnya), Kathy dan Jim yang tetap mencintainya apapun keadaannya. Juga para dokter dan perawatnya yang telah memberikan perhatian dalam pengobatan dan terapi tanpa kenal menyerah.

Billy tumbuh dalam suasana rumah tangga orang tuanya yang tidak harmonis. Ayah dan ibunya, kelak ia tahu bahwa mereka ternyata tidak pernah menikah resmi, dan kerap bertengkar yang mengakibatkan anak-anak mereka menjadi sasaran kemarahan. Billy yang paling lemah dari ketiganya sangat rentan terhadap gangguan kejiwaan. Untuk melindungi dirinya dari kemarahan-kemarahan yang dilampiaskan orangtuanya kepadanya, ia lalu membentuk pribadi-pribadi yang kuat atau yang tidak peduli, sehingga ia terhindar dari tekanan-tekanan itu.Keadaan bertambah buruk saat ayahnya meninggal dunia akibat bunuh diri lalu ibunya menikah lagi dengan Chalmer Milligan. Ayah tirinya, inilah penyumbang terbesar penyebab penyimpangan kepribadian yang diderita Billy seumur hidupnya. Chalmer ternyata seorang pedofilia yang sangat berbahaya dan Billy-lah korbannya.

Terpecahnya pribadi Billy disebabkan oleh cengkeraman penderitaan yang teramat dahsyat akibat penganiayaan ayah tirinya. Billy sesungguhnya memiliki kecerdasan kreatif di atas rata-rata. Ia memiliki daya serap tinggi terhadap bahasa dan aksen yang khas dan bakat melukis yang sangat kuat yang ditunjukkan hampir semua pribadi yang ada. Karena kesadarannya sendiri tidak sanggup lagi menanggung beban itu, maka imaginasinya yang bekerja keras untuk mempertahankan diri. Dalam imaginasinya, Billy bisa menjelma apa saja yang dibutuhkannya. Sosok yang tangguh dan kuat seperti Ragen yang mampu menangani situasi-situasi bahaya. Atau figur yang handal menganalisa persoalan secara rasional sebagaimana terwakili oleh sosok Arthur. Sampai Kevin dan Philip yang mempertahankan diri dengan mencuri dan merampok karena itulah cara yang mereka ketahui untuk bertahan di dunia yang keras ini. Sementara Billy yang asli memilih menyerah terhadap hidup, sosok-sosok yang lahir dari imaginasinya ini justru berjuang sekuat daya. Arthur menempati tempat utama, merebut ruang kesadaran dan memanfaatkan fisik Billy untuk memenuhi keingian mereka.

Fenomena Billy memperlihatkan bahwa manusia memiliki daya tahan yang jauh melebihi batas logika, yaitu kemampuan imaginasi. Terlepas dari persoalan yang ditimbulkan akibat terpecahnya kepribadian Billy, bisa dikatakan imaginasi lah yang justru menyelamatkan dirinya, karena Billy yang asli sendiri sudah memutuskan untuk bunuh diri. Daniel Keyes sebagai penulis mencoba melakukan rekonstruksi terhadap perjalanan hidup Billy dan kelahiran pribadi-pribadinya. Memang Keyes mewawancara sebanyak mungkin orang dan membaca dokumen-dokumen yang terkait dengan Billy sebagai upaya rekonstruksi realitas yang lebih utuh. Billy yang asli dan terfusi, 22 diri lain adalah alter ego dengan karakter dan bakat sendiri-sendiri, dan satu pribadi adalah Sang Guru yaitu wujud ke-23 alter ego ini apabila terfusi. Sang Guru menempatkan diri sebagai alter ego tertinggi dengan menyebutkan pribadi-pribadi lain sebagai ‘manusia-manusia android buatanku’. kebanyakan sumbernya adalah Sang Guru yang memiliki ingatan paling lengkap dibandingkan alter ego lainnya yang sering mengalami amnesia dan kehilangan waktu. Sayang Sang Guru kemudian menghilang dan tak pernah kembali. Terlepas dari tingkat kebenarannya Keyes dengan kebebasan bertutur seorang penyair memang berhasil menghadirkan bagian rekonstruksi ini dengan menarik dan amat hidup.

TAT ( Thematic Apperception Test )

TAT ( Thematic Apperception Test ) pertama kali di kembangkan oleh Henry Murray dan stafnya di Harvard Psyhcological Clinic,TAT belum digunakan secara luas dalam praktek dan penelitian klinis,tetapi telah berfungsi sebagai model bagi pengembangan banyak instrument lainnya.

Materi – materi TAT terdiri dari 19 kartu yang memuat gambar – gambar kabur dalam warna hitam dan putih serta satu kartu kosong. Responden diminta untuk mengarang cerita yang sesuai dengan tiap gambar, menceritakan apa yang mengarah pada peristiwa sebagaimana tergambar dalam gambar itu, mendeskripsikan apa yang terjadi pada waktu itu, dan apa yang dirasakan serta dipikirkan oleh karakter dalam gambar lalu memberikan hasilnya. Dalam kartu yang kosong, responden diminta untuk membayangkan gambar – gambar tertentu pada kartu itu. Prosedur asli yang digariskan oleh Murray dalam paduan tes membutuhkan dua sesi satu jam, 10 kartu digunakan selama tiap sesi. Kartu – kartu yang disimpan untuk sesi kedua secra sengaja dipilih yang lebih tidak lazim, dramatis, dan aneh serta instruksi yang menyertainya mendorong responden untuk memberikan kesempatan bermain yang bebas pada imajinasi mereka. Empat rangkaian dari 20 kartu yang tumpang tindih disediakan – untuk anak laki – laki, perempuan, pria, berusia di atas 14 tahun, dan wanita berusia di atas 14 tahun. Kebanyakan ahli klinis menggunakan rangkaian singkat dari kartu – kartu yang dipilih secara khusus, dan jarang memberikan lebih dari pada 10 kartu pada satu responden.

TAT digunakan secara luas dalam penelitian kepribadian. Banyak data eksperimental tersedia untuk menunjukkan bahwa kondisi – kondisi seperti misalnya rasa lapar, kurang tidur, dan frustasi social sangat mempengaruhi respon TAT.

Meskipun begitu, nilai teknik appersepsi tematik pada umumnya dan pada TAT khusunya, tidak di pertanyakan. Penelitian belakangan ini memperkuat manfaat klinis dari berbagai versi TAT baik untuk aplikasi tradisional, seperti misalnya menilai lingkup psikopatologi dan penggunaan mekanisme pertahanan diri, maupun untuk penggunaan – pengunaan baru seperti misalnya evaluasi atas ketrampilan pemecahan masalah. Salah satu aplikasi TAT yang paling menjanjikan adalah dengan skala – skala yang baru dikembangkan untuk penilaian klinis atas hubungan – hubungan obyek. Kegunaan TAT juga tidak terbatas pada analisis tematis atas respon – respon. Ciri – ciri formal dari struktur dan isi cerita – cerita TAT juga bisa digunakan dalam studi atas individu dan kelompok.

Mekanisme Pertahanan Ego

Mekanisme pertahanan ego

1. Represi (melupakan isi kesadaran)

Yang paling dasar di antara mekanisme pertahanan lainnya. suatu cara pertahanan untuk menyingkirkan dari kesadaran pikiran dan perasaan yang mengancam. represi terjadi secara tidak disadari.

2. Denial (penyangkalan)

Memainkan peran defensif, sama seperti represi. orang menyangkal untuk melihat atau menerima masalah atau aspek hidup yang menyulitkan.

3. Reaction Formation (melakukan tindakan yang berlawanan)

Salah satu pertahanan terhadap impuls yang mengancam adalah secara aktif mengekspresikan impuls yang bertentangan dengan keinginan yang mengganggu, orang tidak usah harus menghadapi anxietas yang muncul seandainya ia menemukan dimensi yang ini (yang tidak dikehendaki) dari dirinya. individu mungkin menyembunyikan kebencian dengan kepura-puraan cinta, atau menutupi kekejaman dengan keramahan yang berlebihan.

4. Displacement (pemindahan)

salah satu cara menghadapi anxietas adalah dengan memindahkannya dari objek yang mengancam kepada objek “yang lebih aman”. misalnya orang penakut yang tidak kuasa melawan atasannya melampiaskan hostilitasnya di rumah kepada anak-anaknya

5. Rasionalisasi

kadang-kadang orang memproduksi alasan-alasan “baik” untuk menjelaskan egonya yang terhantam. rasionalisasi membantu untuk membenarkan berbagai tingkah laku spesifik dan membantu untuk melemahkan pukulan yang berkaitan dengan kekecewaaan. misalnya bila orang tidak mendapatkan posisi yang diinginkannya dalam pekerjaan, mereka memikirkan alasan-alasan logis mengapa mereka tidak mendapatkannya, dan kadang-kadang mereka berusaha membujuk dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa sebenarnya dia tidak menghendaki posisi tersebut.

6. Sublimasi

Dari pandangan freud, banyak kontribusi artistik yang besar merupakan hasil dari penyaluran energi sosial atau agresif kedalam tingkah laku kreatif yang diterima secara sosial dan bahkan dikagumi. misalnya impuls agresif dapat disalurkan menjadi prestasi olahraga.

7. Regresi (pemunduran)

Beberapa orang kembali kepada bentuk tingkah laku yang sudah ditinggalkan. menghadapi stress atau tantangan besar, individu mungkin sudah berusaha untuk menanggulangi kecemasan dengan bertingkah laku tidak dewasa atau tak pantas.

8. Introyeksi

Mekanisme introyeksi terdiri dari mengambil alih dan “menelan” nilai-nilai standar orang lain.

Contoh : seorang anak yang mengalami penganiayaan, mengambil alih cara orangtuanya menanggulangi stress, dan dengan demikian mengabadikan siklus penganiayaan anak. introyeksi dapat pula positif, bila yang diambil alih adalah nilai-nilai positif dari orang-orang lain.

Pengertian Depresi

Depresi merupakan salah satu jenis gangguan suasana hati (mood disorder). Bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. gangguan depresi disebut gangguan unipolar atau satu arah karena mengarahkan mood/kondisi perasaan kepada satu arah, yaitu kutub emosional bagian bawah. Hampir setiap orang mengalami depresi pada saat-saat tertentu. Kebanyakan kita mengalami saat-saat merasa sedih, lesu, dan tidak tertarik pada satu kegiatan pun sekalipun itu menyenangkan.

Depresi merupakan respons normal terhadap berbagai stress kehidupan. Situasi yang paling sering menyebabkan depresi adalah kegagalan di sekolah atau ditempat kerja, kehilangan seseorang yang dicintai, dan kesadaran bahwa penyakitnya menghabiskan uang seseorang. Depresi dianggap abnormal hanya apabila depresi itu diluar kewajaran dan berlanjut sampai saat-saat dimana kebanyakan orang sudah dapat pulih kembali.

Tidak adanya harapan dan patah hati merupakan 2 ciri-ciri depresi yang utama. Orang tersebut mengalami ketidakberdayaan yang berlebihan-lebihan dan tidak mampu mengambil keputusan memulai sesuatu kegiatan, atau memusatkan perhatian kepadasesuatu yang menarik. Dia selalu memikirkan kekurangannya dan rasa tidak berartinya, tiba-tiba ingin menangis dan mungkin mencoba bunuh diri.

Kadang-kadang depresi disertai kecemasan-semacam”depresi yang tidak tenang.” Orang tersebut merasa jenuh dan tidak mempunyai semangat hidup tetapi pada saat yang sama diapun selalu tegang, resah dan tidak dapat santai.

Depresi terjadi karena tekanan hidup yang terlalu berat dan jiwa atau fikiran kita tidak mampu untuk menahanya, memang kenyataanya hidup ini lebih kejam dari yang kita bayangkan.

Gangguan depresi memiliki ciri- ciri umum sebagai berikut :

a. Perubahan pada kondisi emosiaonal

· Perubahan pada mood (periode terus menerus dari perasaan terpuruk,depresi, sedih atau muram)

· Meningkatnya iritabilitas (Mudah tersinggung), kegelisahan, atau kehilangan kesabaran


b. Perubahan dalam motivasi

· Perasaan tidak termotivasi, atau memiliki kesulitan untuk memulai kegiatan di pagi hari atau bahkan sulit bangun dari tempat tidur

· Menurunya minat pada aktifitas sosial dan partisipasi sosial

· Menurunnya minat seks

· Gagal dalam berespon pada pujian atau reward

c. Perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik

· Bergerak atau berbicara lebih perlahan dari biasanya

· Perubahan pada kebiasaan tidur

· Perubahan pada selera makan

· Perubahan pada berat badan

· Berfungsi secara kurang efektif dari biasanya di tempat kerja atau sekolah.

d. Perubahan kognitif

· Kesulitan berfikir atau berkonsentrasi

· Berpikir negatif mengenai diri sendiri atau masa depan

· Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan di masa lalu.

· Kurangnya self esteem

· Berpikir tentang kematian atau bunuh diri

Bagi sebagian besar dari kita, perubahan Mood berlalu dengan cepat dan tidak cukup parah, sehingga tidak mempengaruhi gaya hidup atau kemampuan kita untuk berfungsi dengan normal. Namun bagi orang-orang dengan Gangguan Mood, perubahan Mood yang terjadi lebih parah atau lebih lama dan mempengaruhi fungsi sehari-hari.

2.2.2. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah :

1. perasaan sedih

2. rasa lelah yang berlebihan setelah aktivtas rutin yang biasa.

3. hilang minat dan semangat

4. malas beraktivitas

5. gangguan pola tidur