Sabtu, 22 Mei 2010

Pengertian Gagap

Gagap adalah suatu gangguan bicara di mana aliran bicara terganggu tanpa disadari oleh pengulangan dan pemanjangan suara, suku kata, kata, atau frasa; serta jeda atau hambatan tak disadari yang mengakibatkan gagalnya produksi suara. Umumnya, gagap bukan disebabkan oleh proses fisik produksi suara (lihat gangguan suara) atau proses penerjemahan pikiran menjadi kata (lihat disleksia). Gagap juga tak berhubungan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Di luar kegagapannya, orang yang gagap umumnya normal.

Gangguan ini juga bersifat variabel, yang berarti bahwa pada situasi tertentu, seperti berbicara melalui telpon, tingkat kegagapan dapat meningkat atau menurun. Walaupun penyebab utama gagap tidak diketahui, faktor genetik dan neurofisiologi diduga berperan atas timbulnya gangguan ini. Banyak teknik terapi bicara yang dapat meningkatkan kefasihan bicara pada beberapa orang.

Salah satu teknik terbaru dalam penyembuhan ini adalah dengan pijat syaraf bicara di sekitar wajah, mulut dan leher seseorang yang gagap. Seseorang yang gagap mempunyai kecenderungan untuk tidak berbicara dalam kesehariannya. Hal ini menyebabkan otot dan syaraf bicaranya menjadi kaku, sehingga mulut menjadi lebih sulit digerakkan.

Setelah otot dan syaraf gagap lentur karena dipijat, barulah sang gagaap ini diberikan terapi bicara sesuai dengan usianya. Tentu saja terapi bicara bagi anak, berbeda dengan terapi bicara anak-anak. Bagi seseorang yang menderita gagap karena genetika, disarankan untuk selalu memijat syaraf ini setiap hari.

Gangguan Komunikasi Salah satu simtom dari ASDs (autism spectrum disorders)

• Tidak mampu sama sekali atau terlambat dalam perkembangan berbahasa (kecuali adanya hambatan lain yang harus menggunakan bahasa isyarat atau mimik)

• Kesulitan dalam berbicara atau kesulitan untuk mengerti pembicaraan orang lain

• Suka mengulang suatu kata atau idiom tertentu

• Tidak variatif, tidak spontan dan kesulitan untuk mengerti atau bermain pura-pura


Sangat sedikit gangguan ASDs mampu berbahasa verbal dengan baik, beberapa diantaranya justru tidak berkemampuan untuk berbahasa atau mempunyai keterbatasan dan sedikit ketertarikan untuk berkomunikasi. Sekitar 40% anak dengan gangguan ASDs tidak mampu berbicara samasekali dan sekitar 25%-30% balita autisme hanya menguasai beberapa kata saja saat berusia 12-18 bulan yang kemudian kemampuan tersebut menghilang begitu saja. Selebihnya kemampuan tersebut dicapai dimasa anak-anak.


Dalam berbicara individu dengan ASDs kurang mampu dalam mengkombinasikan beberapa kata dalam satu kalimat, sehingga mereka cenderung hanya menggunakan satu kata atau beberapa kata saja. Beberapa diantaranya juga acap mengulang kata-kata sama berulang-ulang atau mengulang kembali pertanyaan yang diajukan sebagai jawaban. Kondisi ini disebut dengan echolalia.


Anak dengan ASDs sulit mengerti perintah isyarat, bahasa tubuh, atau suara tertentu. Misalnya saja, sulit mengerti arti lambaian tangan atau ekspresi wajah. Beberapa kasus anak autisme kadang tidak cocok dalam mengekspresikan emosi dengan perkataan, misalnya saja ia mengatakan bahwa dirinya dalam kesedihan akan tetapi ia tersenyum.


Anak autsme sulit diajak bercanda atau berpura-pura, kadang ia tidak merespon samasekali dengan permainan, misalnya balita autis tidak merespon permainan “ciluk ba“. Anak normal berbalik arah memeluk ibunya ketika diajak bermain “ciluk ba”.

Sumber : http://www.pikirdong.org/psikologi/psi54aut.php

Hubungan Gangguan komunikasi dan autism pada anak

Autisme (autism) merupakan gangguan pada sistem syaraf pusat yang berdampak pada gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi verbal- nonverbal dan perilaku tertentu yang cenderung terbatas, mengulang dan tidak mempunyai ketertarikan terhadap hal lainnya (baru).

Autisme mempunyai banyak gejala lainnya yang menyertai gangguan tersebut seperti permasalahan penggunaan bahasa, menjalin hubungan dan memiliki interpretasi yang berbeda dalam merespon lingkungan sekitarnya.


Autisme diartikan sebagai gangguan syaraf mental di awal perkembangan masa kanak-kanak, meskipun kadang diagnosa autisme itu sendiri tidak terdeteksi ketika sejak masa prasekolah atau masa sekolah. Gejala autisme kemungkinannya telah muncul ketika usia anak mencapai 12-18 bulan. Perilaku karakteristik autisme sendiri mudah terdeteksi pada usia 3 tahun, misalnya dengan mengetahui keterlambatan dalam berbicara atau penguasaan kosa kata pada masa prasekolah.


Keterlambatan anak menguasai bahasa sampai usia 5 tahun menjelang sekolah merupakan permasalahan yang sering terjadi pada anak-anak autisme, gejala-gejala yang tampak pada autisme dapat terlihat secara jelas pada usia 4-5 tahun ketika anak mengalami permasalahan dalam berinteraksi sosial dengan usia sebayanya. Permasalahan tersebut akan terus berlanjut pada fase perkembangan selanjutnya, bahkan seumur hidupnya.

Jenis-Jenis Gangguan Komunikasi

Yang dimaksud dengan gangguan komunikasi meliputi berbagai lingkup masalah yaitu gangguan bicara, bahasa, dan mendengar. Gangguan bahasa dan bicara juga melingkupi gangguan seperti dibawah ini, antara lain :

  1. artikulasi

meliputi kegagalan mengucapkan satu huruf sampai beberapa huruf. Sering terjadi penghilangan atau penggantian bunyi huruf itu sehingga menimbulkan kesan bahwa bicaranya seperti anak kecil, selain itu juga dapat gangguan dalam pitch, volume atau kualitas suara.

  1. gangguan keterlambatan suara

salah satunya disebabkan oleh factor lingkungan atau hilangnya pendengaran. Keterlambatan bisa mulai dari bentuk yang sederhana seperti, bunyi suara yang “tidak normal” (sengau, serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme oral-motor dalam fungsinya untuk bicara dan makan.

  1. afasia (kesulitan menggunakan kata-kata, biasanya karena memar atau luka pada otak)

kehilangan kemampuan untuk membentuk kata-kata atau kehilangan kemampuan untuk menangkap arti kata-kata sehingga pembicaraan tidak dapat berlangsung dengan baik. Anak-anak dengan afasia didapat memiliki riwayat perkembangan bahasa awal yang normal, dan memiliki onset setelah trauma atau gangguan neurologis lain (sebagai contoh : kejang)

  1. masalah kelancaran bicara (gagap)

gangguan kelancaran atau abnormalitas dala kecepatan atau irama bicara. Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang spasmodic, bisa terjadi spasme tonik dari otot-otot bicara yaitu lidah, bibir dan laring. Terdapat kecenderungan adanya riwayat gagap dalam keluarga. Selain itu, gagap juga disebabkan oleh tekanan dari orangtua agar anak bicara dengan jelas, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman dan kepribadian anak.

Sumber :

http://www.dokteranakku.com/wp-content/downloads/Buku%20gangguan%20bicara%20dan%20bahasa.pdf

http://dannyprijadi.wordpress.com/2009/01/19/gangguan-komunikasi-pada-anak/

Karakteristik gangguan komunikasi

Anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa memiliki berbagai karakteristik termasuk ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk, lambat dalam berbicara, kesulitan artikulasi, dan kesulitan dalam membuat kalimat.

Pada anak usia lebih dari 2 tahun, anda harus mencari bantuan apabila :

· Hanya dapat mengulang kata atau suara tanpa mampu menghasilkan kata atau kalimat sendiri

· Hanya mengucapkan beberapa kata atau suara berulang-ulang

· Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana

· Memiliki suara yang tidak biasa (suara hidung)

· Lebih sulit dimengerti dibandingkan sebayanya, orangtua dan pengasuh sebaiknya mengerti separuh dari yang diucapkan anak pada usia 2 tahun, sekitar ¾ dari yang diucapkan pada anak 3 tahun, dan pada usia 4 tahun, anak anda seharusnya sudah dapat dimengerti seluruh kata-kata yang dia keluarkan

Sumber : http://www.klikdokter.com/article/detail/117

Penyebab Gangguann Komunikasi

Banyak gangguan komunikasi muncul dari kondisi lain seperti gangguan pembelajaran, cerebral palsy, retardasi mental, atau sumbing bibir dan palatum. Anak dengan keterlambatan bicara memiliki gangguan pengucapan, yang berarti terdapat komunikasi tidak efektif pada area otak yang bertanggung jawab untuk berbicara. Anak dapat mengalami kesulitan di dalam menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk memproduksi suara. Tidak mampu berbicara dapat merupakan masalah satu-satunya atau dapat diikuti dengan masalah lainnya seperti kesulitan menelan. Keterlambatan berbicara dapat mengindikasikan keterlambatan perkembangan.

gangguan komunikasi bisa disebabkan oleh gangguan pada masalah memproduksi kata-kata karena motorik mulut, gangguan pada pendengaran sehingga tidak bisa mendengar kata apalagi mengingat kata-kata dengan jelas, tidak memahami arti kata-kata dan mengasosiasikan dengan situasi, dan lingkungan tidak mendukung anak untuk termotivasi berbicara atau mengembangkan kemampuan bicaranya.

Gangguan pendengaran umumnya berkaitan dengan keterlambatan berbicara, bila anak memiliki gangguan pendengaran, dia juga dapat memiliki gangguan mengerti pembicaraan dan gangguan menirukan dan menggunakan bahasa. Gangguan pendengaran terbagi atas gangguan pendengaran parsial dan ketulian total. Ketulian dapat didefinisikan sebagai kesulitan berkomunikasi secara auditori atau memerlukan alat bantuan berupa amplifikasi. Terdapat 4 tipe dari gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran konduktif yang disebabkan penyakit atau sumbatan pada liang telinga maupun telinga tengah, biasanya dapat dibantu dengan hearing aid. Gangguan pendengaran sens

orineural terjadi Karena kerusakan pada sel rambut sensori dari telinga dalam atau kerusakan dari saraf telinga, umumnya tidak dapat dibantu dengan hearing aid. Gangguan pendengaran campuran yaitu kombinasi gangguan dari telinga luar atau telinga tengah, dan telinga dalam. Gangguan pendengaran sentral yang berasal dari kerusakan saraf atau otak.

Sumber :

http://dannyprijadi.wordpress.com/2009/01/19/gangguan-komunikasi-pada-anak/

http://www.klikdokter.com/article/detail/117

Pengertian gangguan komunikasi

Gangguan komunikasi dewasa ini mengalami peningkatan kasus. Yang terkena bukan hanya para lansia yang terkena stroke, anak-anak juga banyak yang terkena masalah gangguan komunikasi, seiring meningkatnya kasus autisme. Selain itu cerebral palsy diduga juga turut menyumbang languange disorder . Ironisnya, peningkatannya seiring dengan peningkatan layanan kesehatan. Dahulu angka kematian bayi tinggi karena minimnya pelayanan ibu hamil dan melahirkan, kini sebaliknya , angka kematian bayi menurun namun 'disorder' yang memungkinkan cerebral palsy yang berdampak terhadap gangguan komunikasi malah meningkat. Bisa jadi, gangguan komunikasilah yang akan menghambat perkembangan peradaban manusia di masa mendatang,

Gangguan bahasa dan bicara adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering di temukan pada anak. Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang paling dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari semakin pesat.

Gangguan komunikasi pada dasarnya merupakan penyimpangan dari kemampuan seseorang dari aspek bahasa, bicara, suara dan irama kelancaran.

Seorang anak yang memiliki gangguan komunikasi mungkin saja dapat mengucapkan 1 kata dengan jelas tetapi tidak dapat menyusun 2 kata dengan baik.

Gangguan komunikasi tidak mudah dideteksi, dan tidak mudah pula untuk diterapi. Sehingga dalam pengobatannya melibatkan para profesi dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan gangguan komunikasi, di antaranya adalah dokter umum, neurologist, ahli bedah saraf, fisioterapis, dokter anak, ahli rehabilitasi medik, speech terapist, dan guru sekolah khusus.

Sumber :

http://www.dokteranakku.com/wp-content/downloads/Buku%20gangguan%20bicara%20dan%20bahasa.pdf